Ya…Allah…, hanya Engkau yang maha kuat, aku ini lemah ya…Allah…. Tanpa bantuanMu tidaklah mungkin aku dapat mengalahkan setan dan hawa nafsu yang mengajak kepada kesesatan, tanpa bantuanMu tidaklah mungkin aku dapat selalu tegar dalam mengabdi kepadaMu, tanpa petunjukMu aku pasti tersesat ya…Allah....hanya kepadaMu aku mohon kekuatan....
   
  ILMUWAN MUDA
  Teacher
 

Sudahkah Student Centered ?

Siswa menjadi subyek belajar dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan

Individual Learning

Siswa sebagai individu dimungkinkan belajar menguasai kompetensi dalam modul Mastery Learning

Pembelajaran yang mengacu pada ketuntasan pencapaian Kompetensi sebelum meneruskan ke kompetensi berikutnya

 

Problem Solving

Proses dan hasil belajar mengacu pada aktivitas pemecahan masalah kompetensi yang ada di Du-Di menggunakan pendekatan Kontekstual

 

Experience-based Learning

Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan praktek atau pengalaman nyata

 

Belajar ( Winkel -1996 )

Aktivitas mental/psikis Berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan Menghasilkan perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap

Bersifat tetap dan membekas

 

Belajar Siswa Aktif Learning By Doing - Dewey

Pengelolaan belajar menuju belajar mandiri

Siswa berperan aktif dalam proses

Sampai pada fase mampu merencanakan apa yang harus dipelajari

Siswa secara spontan terlibat dalam proses belajar

Mendorong keingintahuan siswa

Guru memfasilitasi membangun situasi belajar, menyediakan sarana

 

Kemampuan Guru

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar secara optimal

Berkreasi mengembangkan gagasan baru

Mengurangi kesenjangan pengetahuan siswa yang diperoleh disekolah dengan pengetahuan yang diperoleh di masyarakat

Memperjelas relevansi dan keterkaitan materi dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat

Memberi kesempatan siswa berkembang secara utuh optimal sesuai kemampuan

 

Cara Memelajarkan Siswa

Diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan dalam lingkungan otentik

Isi materi sesuai karakteristik siswa

Media dan sumber belajar tersedia cukup

Penilaian dilakukan secara formatif berkesinambungan

 

Contextual Teaching and Learning

Materi terkait dengan situasi dunia nyata siswa

Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata

Pemelajaran menjadi bermakna bagi siswa bukan bagi guru

Berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan

Siswa bekerja dan mengalami

Bukan transfer pengetahuan dari guru

Strategi pemelajaran sangat penting

Landasan filosofi konstruktivisme

Belajar tidak sekedar menghafal

Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa, dan bagaimana mencapainya

Siswa menyadari apa yang mereka pelajari berguna bagi hidup dan kehidupannya

Siswa memposisikan dirinya sebagai orang yang memerlukan informasi

Selalu berusaha untuk menggapai informasi

Guru lebih banyak mengembangkan strategi dibanding memberi informasi

Mengelola kelas sebagai tim bekerja untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi anggota tim (siswa)

 

Pendekatan Kontekstual

1.Konstruktivisme (constructivism)

2.Menemukan (Inquiry)

3.Bertanya (questioning)

4.Masyarakat belajar (learning community)

5.Pemodelan (Modeling)

6.Repleksi (replection)

7.Penilaian Sebenarnya (authentic assessment)

 

Langkah-langkah Pemelajaran Kontekstual

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan barunya

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik

3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya

4. Ciptakan masyarakat belajar (Belajar dalam kelompok-kelompok)

5. Hadirkan model sebagai Contoh pembelajaran

6. Lakukan repleksi akhir pertemuan

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

 

Pendekatan Pemelajaran Kontekstual

  1. Pemelajaran sesuai dengan perkembangan mental siswa

  2. Membentuk grup belajar yang saling ketergantungan

  3. Menyediakan lingkungan mendukung pemelajaran mandiri : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan

  4. Memperhatikan keragaman siswa

  5. Memperhatikan multi-intelegensi siswa (multiple intelligences), spasial-verbal, linguistic-verbal, interpersonal, musical ritmik, naturalis, bada-kinestetika, intrapersonal, dan logismatematics.

  6. Menggunakan teknik-teknik bertanya dalam meningkatkan pemelajaran siswa

  7. Menerapkan penilaian autentik

 

PRINSIP PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

Berfokus pada penguasaan kompetensi

Tujuan pembelajaran spesifik

Penekanan pembelajaran pada unjuk Kerja / Kinerja

Pembelajaran lebih bersifat individual Interaksi menggunakan multi metoda : aktif, pemecahan masalah dan kontekstual

Pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitator

Berorientasi pada kebutuhan individu Umpan balik langsung

Menggunakan modul

Belajar di lapangan (praktek)

Terpusat pada siswa

Kriteria penilaian menggunakan patokan (PAP)

 

MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

  • Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih bertanggungjawab
  • untuk mengembangkan ketrampilan pada kecepatan tertentu
  • Memungkinkan siswa bersikap lebih bertanggungjawab terhadap kemajuannya
  • Memotivasi dan membuat siswa aktif memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya
  • Memungkinkan fasilitator menyesuaikan antara pelatihan dengan persyaratan kinerja
  • Memungkinkan instruktor menentukan waktu mulai, selesai dan kecepatan program
  • Menyederhanakan prosedur penilaian
  • Menjamin kemampuan lulusan di tempat kerja

 

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

 Mengidentifikasi kompetensi dan sub kompetensi

 Mengidentifikasi indikator pencapaian dalam bentuk kriteria unjuk kerja

 Mengidentifikasi materi pokok pembelajaran

 Menyiapkan strategi pemelajaran

 Merencanakan alat dan sumber belajar

 Merencanakan media pemelajaran

 Merencanakan evaluasi pemelajaran dan menyiapkan administrasi pemelajaran

 

PROSEDUR PEMBELAJARAN

Menyiapkan kelas

Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai

Memberikan pretes dan atau melihat kemampuan yang telah dimiliki siswa (RPL) Menjelaskan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan

Menjelaskan penilaian kompetensi yang dikembangkan

Menyampaikan sesi pembelajaran materi

Menjelaskan hal-hal kunci

Mendorong partisipasi aktif siswa untuk mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan dan memberi komentar dan

Meringkas hal-hal kunci untuk proses latihan

Memfasilitasi dan membimbing

Menyiapkan bahan ajar dan alat bahan sesuai kebutuhan untuk belajar mandiri

Memantau dan menilai proses latihan

Memberikan kesempatan siswa untuk bereksperimen dan membuat keputusan Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses latihan

Mengevaluasi dan memberi Umpan Balik

Menilai hasil belajar sesuai dengan sasaran unjuk kerja

Mendiskusikan penilaian hasil belajar dengan siswa

Menginformasikan hasil belajar dan memberi umpan balik

Mendiagnosis hasil belajar siswa

 

ORANG BERLATIH UMUMNYA MENEMUKAN KESUKARAN

Bagaimana Memberi Umpan Balik atau Melakukan Repleksi atas Diri Sendiri / SELF_REFLECTION/Berkaca pada Diri Sendiri TEKNIK SELF_REFLECTION :

1. Melakukan Review sedini mungkin saat terjadi kesalahan tidak menunggu adanya kesalahan berikutnya.

2. Batasi komentar partisipan untuk dua/tiga aspek dari kebaikan atau keburukan pekerjaan

3. Jangan Buru-Buru melakukan perbaikan kesalahan yang muncul pada participan. Jangan terlalu bernafsu sebelum Partsipan sadar dan siap

4. Jika akan memberi kritik gunakan Teknik Memuji apa yang baik dari mereka terlebih dahulu. Sejelek apapun pasti ada yang layak untuk Dipuji. Cari yang Baik. Jangan lupa anda akan melakukan perubahan pada Partisipan.

5. Setiap kali melakukan proses Evaluasi, kritik hasil kerjanya atau hasil belajarnya jangan pribadinya. Gunakan kalimat yang mendorong mereka bekerja lebih keras dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

6. Gunakan media tulis jika ada banyak masalah yang muncul pada partsisipan. Dalam keadaan capek banyak kritik bisa memancing keputusasaan

 

FASILITATOR yang BAIK

 Kepribadian yang Menyenangkan, dengan kemampuan untuk menunjukkan persetujuan dan apa yang dipahami Partisipan

 Kemampuan Sosial, dengan kecakapan menciptakan dinamika kelompok secara bersama- sama dan mengontrolnya tanpa merugikan partisipan

 Mampu mendisain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan, menggunakan pengetahuan dan ketrampilan partisipan sendiri selama proses berlangsung .

 Kemampuan mengorganisir kegiatan mulai dari mencari sumber dana sampai persiapan logistik yang diperlukan

 Cermat dalam melihat persoalan pribadi partisipan dan berusaha mencarikan jalan keluar.

 Memiliki ketertarikan yang besar terhadap subyek atau materi pendidikan dan meletakkan ketertarikan itu pada cara penyampaian yang tepat dan menyenangkan.

 Fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan belajar partsisipan

 Pemahaman cukup atas materi pokok Pendidikan

 

Self awareness skill:

    • Kesadaran sebagai mahluk Tuhan

    • Kesadaran akan eksistensi diri

    • Kesadaran akan potensi diri

Thinking skill:

    • Kecakapan menggali informasi

    • Kecakapan mengolah informasi

    • Kecakapan mengambil keputusan

    • Kecakapan memecahkan masalah

Social skill:

    • Kecakapan komunikasi lisan

    • Kecakapan komunikasi tertulis

    • Kecakapan bekerjasama

Academic skill:

    • Kecakapan mengidentifikasi variabel

    • Kecakapan menghubungkan variabel

    • Kecakapan merumuskan hipotesis

    • Kecakapan melaksanakan penelitian

Vocational skill:

    • Sering juga disebut sebagai kecakapan kejuruan

    • Terkait dengan bidang pekerjaan tertentu

 

 
 
  Today, there have been 18 visitors (30 hits) on this page!  
 
Karena kita mau merancang masa depan kita, mohon untuk menjernihkan hati dan fikiran kita. Lepaskan satu persatu permasalahan yang mengganjal di hati dan yang membebani otak. Buang perlaku negatif yang menjadi kelemahan kita jauh-jauh. Yang ada sekarang hanyalah perilaku positif. Ikhlaskan hati dan relakan pikiran untuk berdoa dan berkarya. This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free